Manusia Pilihan


posted by Redblack Ophie

No comments

Ketika kau ingin melihat kualitas iman seseorang, lihatlah bagaimana ia ketika tertimpa musibah.

Sepertinya saya pernah mendengarkan kalimat itu, tapi dimana ya? Lupa. Kira-kira 2 minggu setelah saya dinikahkan oleh papa saya dengan suami saya sekarang, belum lepas dari suasana bahagia keluarga kami, bahkan keluarga dari Jawa ada yang belum balik kampung, keluarga saya diuji.

Sebuah gudang besar yang menjadi tempat usaha dari orangtua saya, membara dari lantai 2 ke lantai 3, membakar apa saja yang ada di dalamnya, mata saya hanya bisa melihat petugas pemadam, keluarga, tetangga, dan siapapun yang disana mencoba memadamkan api yang sangat besar itu.

Saya tak bisa berkata apa-apa melihat tangisan shock dari Mama. Dan saya takut terjadi apa-apa pada Papa, yang tetap tenang melihat ini di TKP. Tapi satu yang membuatku kagum pada orangtuaku, yaitu iman. Bahwa harta hanya titipan, usaha yang kini besar, yang sudah dibangun puluhan tahun itu, dalam sekejap, hangus. Bila manusia gila harta yang mengalaminya, mungkin akan menjadi tidak sehat jiwanya.

Jika saya bilang orangtua saya hebat, itu benar. Satu, yang dikhawatirkan orangtua saya saat kejadian hanya satu, api tidak menyebar ke rumah2 tetangga. Dua, banyak sekali manusia yang ikhlas membantu memadamkan api, itu artinya, orangtua saya orang baik. Tiga, setelah kejadian, orangtua saya benar-benar tidak menampakkan kesedihan apapun atas musibah ini di depan orang2.

Walaupun kita tidak tahu rasanya, karena bukan kita yang mengalaminya, tapi kita bisa lihat kesedihan seseorang kan, apalagi dengan ujian seperti ini yang menurut saya.. kalau bukan manusia pilihan, mungkin akan lain ceritanya.

Disini saya bisa bangga dengan orangtua saya, karena, satu, tidak berlarut-larut dalam kesedihan, dua, langsung bangkit dengan optimisme yang sama, tiga, tidak pernah menyalahkan siapa-siapa akan kejadian ini.

Banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari kejadian ini, dan orangtua saya menceritakannya dengan lantang dan lagi2 membuat saya kagum.

“Sabar dan ikhlas itu ilmu tingkat tinggi. Belajarnya setiap hari, latihannya setiap saat, ujiannya mendadak, sekolahnya seumur hidup, hadiahnya kebahagiaan.”

Sekian,
Redblackophie

Dia


posted by Redblack Ophie

1 comment

Ada yang berbeda sebulan terakhir. Yang semula tidur di kamar sendiri, sekarang insyaa Allah berdua. Yang semula kerja sendiri, kadang2 ada yang nemenin kalau pas suami kerja masuk siang. Apa? Suami? Hehe

Alhamdulillah wa syukurillah. Ya Robbi, jika tanpa izin-Mu, tidak akan bersatu kami. Cerita masa lalu kami masing-masing, dan dengan kehendak-Mu, maka kami bertemu dan mengikat janji suci di hadapan-Mu, di hadapan Papa, saksi, keluarga, dan semua tamu yang datang. Lelaki yang tahun lalu, aku bahkan belum tahu dia seperti apa. Yang aku tahu dia anak teman orangtuaku. Allah akan memisahkan yang tidak berjodoh, dan menyatukan yang berjodoh, lantas apa yang perlu dikhawatirkan?

Sebulan yang mengubah hidup ini menjadi lebih bahagia. Ada sosok yang melindungiku, menaungiku, membimbingku setelah orangtuaku. Sosok yang istimewa, yang menjadi pilihan orangtuaku, yang dipercaya bisa menjadi yang terbaik untukku.

Aku bahagia, setiap pagi melihat senyum candamu yang merekah, menasihatiku dengan kelembutan, mendengar keluh kesah dan menenangkan hati dan pikiranku, membantuku menyelesaikan sesuatu, pokoknya suamiku, dirimu begitu istimewa.

Entahlah, bagiku dia sosok yang benar-benar bisa menerima kekuranganku, melengkapinya, dan kami sedikit banyak punya selera yang sama. Dan itu sangat menenangkan dan menyenangkan. :)

Begitu menyenangkannya ketika dia kerja shift pagi, dia tidak berangkat sebelum aku selesai mandi agar bisa berpamitan. Aku sangat senang ketika sore aku melihat motor yang sudah diparkir di depan rumah ketika aku baru pulang kerja. Itu artinya, dia tidak lembur. Maafkan aku yang belum ada ketika kau pulang, karena jam pulang kerjamu 1 jam lebih dulu dariku.

Begitu menyenangkannya ketika dia kerja shift siang, paginya dia menyempatkan waktunya menemaniku pergi ke bank untuk melakukan transaksi, rutinitasku setiap pagi. Dia menungguku untuk makan siang bersama lalu berangkat kerja. Dia sangat menyenangkan.

Aku selalu senang ketika harus menyiapkan baju kerjamu, menyusun pakaianmu, menyiapkan piring untukmu, membuatkan minum yang kau mau, membangunkanmu di waktu2 yang kau minta untuk dibangunkan.

Suamiku, ketika dia pulang kerja malam, aku selalu ingin menunggunya pulang untuk makan malam bersama. Walau dia bilang, kalau aku lapar makan saja duluan.

Kata orang, di awal pernikahan adalah waktu untuk menyesuaikan kebiasaan, tak lepas dari seringnya cekcok untuk perlahan saling mengerti. Tapi sebulan ini, hidupku berubah menjadi pribadi yang merasa sangat bahagia sebagai istrinya. Alhamdulillah tak pernah ada cekcok. Dia, sangat menyenangkan dan menenangkan. :)

I love you, my husband! <3

Doa


posted by Redblack Ophie

No comments


Banyak nasihat tentang doa.

Jangan berhenti berdoa. Berdoalah dengan yakin bahwa Allah pasti akan mengabulkannya, sekarang, nanti, atau diganti dengan yang lebih baik. Doa saya setiap selesai sholat adalah doa-doa yang sudah ada di kepala sejak dahulu kala. Dan saya yakin berkat saya selalu berdoa, hidup saya selalu seperti apa yang saya doakan. Karena saya yakin Allah selalu mendengar doa saya.

Inilah doa-doa saya setiap selesai sholat :


  • Istighfar
Sumber gambar : http://tabungwakaf.com/istighfar-tak-hanya-untuk-meminta-ampunan/
  • Doa kedua orang tua
Sumber gambar : http://porsiwp.eumroh.com/2015/07/doa-untuk-kedua-orang-tua/
  • Doa kebaikan dunia akhirat 
Sumber gambar : http://bernadaindo.blogspot.co.id/2012/09/tidak-hapal-semua-doa-ritual-hajibaca.html
  • Ayatul Kursi
Sumber gambar : http://www.islamicinformations.com/2015/03/khasiat-dan-keutamaan-ayat-kursi-dalam-kehidupan-sehari-hari.html
  • Surat Al-'Alaq ayat 1-5
Sumber gambar : https://hyunjaeiskai.wordpress.com/2010/05/01/artikel-al-quran/
  • Doa saya :
Ya Allah, ampunilah segala dosa hamba dan dosa kedua orangtua hamba, serta dosa keluarga hamba. Jadikan kami orang-orang yang selalu berada di jalanMu. Berikanlah hamba kemudahan dalam segala urusan. Berikan kami rizki yang baik. Berikan hamba jodoh yang terbaik. Ya Allah kabulkanlah permohonan hamba. Aamiin

Saya merasa, ketika jalan saya mulai bengkok, Allah selalu memperingati saya supaya kembali lurus. Saya selalu merasa dimudahkan dalam banyak urusan. Saya selalu merasa dilancarkan rizki. Dan pada doa yang terakhir, itu masih rahasia-Nya. Pasti Allah akan memberikan jodoh yang terbaik ^^.

Wassalam..

Cerita Skripsian Part 1 : Galau Milih Lab Tugas Akhir #latepost


posted by Redblack Ophie

No comments

Januari - Juli 2014 #latepost

Buat saya, bisa menyelesaikan Tugas Akhir alias Skripsi adalah suatu prestasi. Karena sejatinya skripsi bisa selesai karena adanya kemauan. Sekali saja saya malas, skripsi saya bisa-bisa terhenti di tengah jalan. Skripsi pun ada nilainya. Walau hanya 1 mata kuliah, ia menelan sebanyak 6 sks. Dan itu sangat berpengaruh pada hasil akhir IPK saya. Nilai sempurna pada skripsi adalah apresiasi tinggi bagi saya.

Saya senang ketika skripsi itu bukan hal yang harus dikerjakan secara berkelompok. Karena jujur, selama kuliah saya mengalami banyak hal gak enak soal kerja kelompok. Maka dari itu, saya setuju jika skripsi harus dikerjakan sendirian, yang artinya nilai yang didapat pun adil, tanpa ada yang 'nebeng' nilai.

Haha. Sepertinya artikel ini dibuka dengan mood yang jelek ya. Sebenarnya saya cuma mau berbagi kisah saya mengerjakan skripsi dari mulai cari judul sampai sidang akhir. Semoga bermanfaat ^^

- Topik Skripsi -

Di akhir semester 7, terus terang saya galau. Saya sudah punya bahan skripsi, yakni data penjualan. Mau saya apakan pun sudah terpikir. Tapi, gak sesuai dengan Lab yang saya mau.

Jadi di jurusan saya ada 3 lab, pertama PPSI, lupa kepanjangannya. Pokoknya tentang pengembangan SI lah, terus poin penilaiannya dititikberatkan pada dokumentasi ala ala SI banget. Pusing saya kalo masuk Lab ini. Hehe. Buku skripsi bakal tebel banget, tiap bimbingan kudu diprint? alamak bangkrut lah. Gak cocok banget buat saya lah pokoknya.

Lab kedua, DSS alias Decicion Support System, semua tentang analisis, teoritis, algoritmatis, uda kayak anak Science lah haha. Saya sedikit cocok, tapi saya gak suka hal-hal yang terlalu teoritis. Mati saya kalau dipertanyakan dari mana sumber2 teori yang saya dapat. Hahaha

Yang ketiga, E-Business. Disini tentang implementasi. Saya tertarik dengan lab ini, karena tidak banyak teori, yang penting implementatif, aplikatif, dan berbobot. Saya pengeeen banget masuk lab ini. Karena saya lebih tertantang untuk mengembangkan jiwa koding saya dibanding teoritis, analitis, deskriptif. Haha

Jadi, topik skripsi saya lebih cocok di Lab DSS. Saya punya data, dan saya analisa dengan algoritma tertentu. Tapi saya galau, saya gak mau tenggelam dalam pencarian teori2 yang kuat yang mendukung kemasuk-akalan topik ini. Analisanya kudu mendalam. T.T

Alhasil, saya kudu cepet2 nemuin dosen buat konsultasi.

- Nyari Dosen Pembimbing -

Sebelum liburan semester 7, saya memberanikan diri untuk menemui satu dosen yang berhubungan dengan topik yang saya punya. Beliau mendengarkan dengan sabar, dan mengatakan itu memungkinkan untuk menjadi topik TA.

Liburan semester 7, bisa cukup tenang dengan dimungkinkannya topik saya oleh seorang dosen. Tujuan pulang kampung pun jelas, salah satunya mengopy data penjualan yang akan saya pakai untuk bahan skripsi. Data itu dari toko keluarga sendiri sih. Hehe

Semester 8 tiba. Semester yang dikhususkan untuk skripsian bagi saya, karena sudah tidak ada mata kuliah lain yang perlu saya tempuh. Sudah tidak ada jadwal kuliah, hanya saya sendiri yang harus mengatur kapan harus ke kampus untuk bertemu dosen. Waw, suatu hal yang baru bagi saya, dan juga menantang. Haha

Minggu pertama semester 8, saya langsung ke dosen yang dulu bilang topik saya bisa dijadikan bahan skripsi. Datanglah saya ke ruangan ibu dosen. Kesimpulannya topik saya bisa dikembangkan, ditambahkan bobotnya karena terlalu sederhana. Di samping itu, utamanya saya belum dapat dosen pembimbing 1. Dosen yang sekarang masih dosen pembimbing 2. Dan Ibu dosen ini berada pada Lab DSS. Saya kan masih ragu untuk masuk Lab itu. T.T

Pembahasan dosen 1 dimulai, saya bilang ke Ibu dosen kalau saya tertarik dengan satu dosen yang sepertinya bisa dijadikan dospem 1. Dosen dengan mata kuliah yang sama dengan Ibu, tapi beda Lab, yaitu E-Business. Dosen ini dulu dosen pengganti ibu waktu ibu tidak bisa mengajar, dan menariknya, cara mengajarnya enak sekali dengan sesekali menyelipkan joke2 yang menghibur mahasiswa. Bapak Dosen yang baru pulang dari S3 di luar negeri, dosen senior, yang seharusnya bisa jadi pembimbing 1, dan yang terpenting dosen ini favorit saya. ^^

Ibu Dosen (selanjutnya disebut Ibu Dosen R)  setuju, dan menanyakan ke staff TU, apakah Pak Dosen itu bisa dijadikan dospem 1, yang notabene baru pulang dari S3, apalagi Pak Dosen ini (kemudian disebut Pak Dosen E) sudah memiliki NIDN. Sudah tentu bisa dijadikan dospem 1. Dengan harapan bisa cross Lab, hihi, saya bisa masuk ke Lab E-Business jika Pak Dosen E bisa jadi dospem 1 saya.

Nah karena saya bakal ke Lab E-Business, Bu Dosen R menyarankan saya untuk bisa meng-embed ide saya pada sebuah aplikasi alias ngoprek aplikasi. CALL!! I get it! Seakan semua berjalan sesuai keinginan. Hihihi

Sekarang tugas saya adalah menghubungi Pak Dosen E untuk menjadi dosen pembimbing 1 saya. Tak perlu tunggu apa-apa lagi, langsung saya email Pak Dosen E. Dan voila! Sekejap ada balasan dari Pak Dosen E. Yeayyy bukan main senangnya, Bapaknya baik banget, dengan senang hati menerima saya, dan minta saya untuk menemui beliau secepatnya. Yuhuuuuu...

Esok harinya saya langsung menemui Pak Dosen E, dan saya resmi jadi anak satu-satunya alias anak bimbingan tunggal dari Pak Dosen E. Soalnya gak ada yang tau sih kalau Pak Dosen E bisa jadi pembimbing 1. Hahaha


-----------------------

To be continued....

Data


posted by Redblack Ophie

No comments

Jaman sekarang yang paling mahal adalah apa? Sesuatu yang selalu dibutuhkan untuk membuka apapun. Yang katanya bebas pulsa, yang katanya free, yang katanya gratis, bisa diakses dimanapun dan kapanpun. Jawabannya adalah DATA.

Yang dibeli paket data, jadi ya bisa buka apa aja. Kalo paket data abis, atau lagi gak bisa konek, tiba2 hidup jadi sepi. Hahaha

Pertama kenal internet lewat HP ya jaman SMP. Duh kalo diinget-inget, harga data itu mahal banget. 25 ribu aja cuma dapet berapa MB. Dan itu sekali buka aja uda abis. Gila-gilaan deh dulu kalo mau internetan lewat HP. Jaman SMA juga gitu, mahal euy. Mungkin karena saya tinggal di daerah, yang dimana kekuatan sinyal dikuasai oleh satu operator. Kalo pake operator lain lemotnya minta ampun. Jadilah kira2 dalam sebulan pemakaian pulsa kira2 sekitar 300 ribuan per bulan. Hmmm.. mama, maafkan aku T.T

Jaman kuliah, saya mulai mengenal kekuatan sinyal operator lain karena saya kuliahnya di Jawa. Beeehh kalo dibandingkan dengan operator yang kemarin, hematnya bisa sampe 10 kali lipat kali ya. Dulu saya pernah pake operator yang menawarkan harga 35 ribu untuk akses data unlimited dalam sebulan. Secara kecepatan juga gak kalah dibanding yang kemaren. Jadilah saya mulai hemat dalam pengeluaran pulsa. Harga paket data semakin naik, tapi paling mentok 60 ribu lah untuk operator ini. Ditambah dengan banyaknya wifi gratis di Jawa. So much saving my money.

Lulus kuliah, pindah ke Jakarta. Kerja disana. Lebih banyak lagi pilihan operatornya. Saya punya satu HP utama yang berisi nomer HP saya yang tidak berubah sejak dulu. Karena kalau dunia kerja, kita butuh pulsa buat telpon jadi gak bisa ubah2 nomer lagi. Yang artinya, saya butuh HP lain khusus untuk bersosial media. Jiah. Nambah 1 lagi deh, seakan DATA menjadi kebutuhan primer kita. Ya sudah begitulah berjalan. Jadi untuk nomer utama tiap bulan 50rb, dan untuk paket data tiap bulan 50ribuan juga. Saya bisa hemat paket data karena di kost-an saya ada wifinya.

Jadi naiklah budget itu menjadi 100 ribu per bulan untuk pulsa. Dengan catatan bisa digunakan untuk telpon/sms dan data.

Nah sekitar 5 tahunan tinggal di Jawa + Jakarta, saya terbiasa dengan dana yang hemat untuk membeli paket data. Sepulang kembali ke tanah kelahiran, operator yang biasa saya pakai untuk internetan tu lemotnya gak ketulungan. Mengingat dunia maya sudah seperti dunia nyata yang seperti kita tidak bisa hidup tanpanya (APASIH!), jadi saya stres sendiri. Hanya satu operator yang bisa diandalkan disini, ya itu, yang dulu. Tapi harganya cuyyy, MAHAL.

Selama 3 bulanan, saya cukup sabar dengan kondisi internet saya yang lemot. Saya belum move on ke nomer HP saya yang lama untuk dipakai buat internetan juga. Dia hanya saya gunakan untuk telpon/sms, dan nomer tetap yang tidak pernah berubah.

Saya melihat adek saya yang internetnya lancar, tapi paket datanya itu harga 100rb, dan itu kuota bukan unlimited. Saya liat temen yang juga internetnya lancar, ya sama, pake paket data yang itu juga. Yah.. Mereka sudah terbiasa dengan tarif segitu. Nah saya? Paket inet lebih dari 50rb aja menurut saya mahal.

Akhirnya suatu hari temen saya kasih tau kalau dia pake kartu prabayar yang khusus buat DATA, yaitu 50rb per bulan + pajak 5rb. Langsung deh saya move on ke program prabayar itu, dan sampai sekarang masih saya pakai. Lebih mendingan dibanding operator sebelumnya. Haha

Alhamdulillah dalam sebulan cuma ngeluarin uang buat pulsa sebesar 50rb + 50rb + 5rb = 105rb. Hemat boook!

-------------------

Ini cuma tulisan iseng aja untuk ngisi waktu luang saya haha. Sekalian saya cerita kalau DATA itu sudah seperti kebutuhan primer dalam hidup saya. Pasti kamu juga kan? :D

Tentang Kredit


posted by Redblack Ophie

2 comments

Satu pembahasan yang sedikit berat tapi bakal dirasa sangat bermanfaat bagi saya dan teman-teman dekat saya di sebuah grup chat WA.

Secara tiba2 seorang teman menanyakan tentang kewajaran praktek bunga-bungaan pada sebuah transaksi kredit. Maksud dia wajar karena penurunan angka rupiah dari tahun ke tahun. Maksudnya ketika kita meminjam uang 5 jt tahun ini, tidak akan sama dengan nilai 5 jt tahun mendatang. Jadi apakah itu wajar dengan adanya rate untuk mengadilkan nilai uang yang telah dipinjam?

Sebagai manusia, hendaknya kita tidak boleh berprasangka buruk tentang pemikiran teman. Mungkin dia bertanya karena benar-benar ingin tahu tentang kenapa praktik seperti ini diharamkan dalam agama Islam. Dalam agama saya, hal seperti ini disebut praktek riba. Dan itu sangat amat diharamkan.

Sontak saya mencoba membalas pertanyaan teman saya disana. Saya bukan manusia yang tahu segalanya, namun semoga pemahaman saya benar dan jika salah mohon diperbaiki.

Mengenai adil-tidaknya nilai uang, jika dibayar dengan bentuk mata uang, sudah jelas tidak adil. Jangankan untuk 5 tahun mendatang, nilai uang hari ini dan besok saja sudah berbeda. Maka dari itu, kalau mau ADIL, metode yang diajarkan dalam agama islam adalah, peminjaman berbentuk emas. Jika meminjam 5 gram emas, ya sudah nanti kembalikan dengan 5 gram emas. Impas! Karena berat gram emas akan tetap sama hingga tahun2 mendatang. Mau harga emas turun kek, naik kek, yang jelas 1 gram ya tetap 1 gram. Gimana? Adil?

----------------------------------

Lalu ada hal yang mengganjal di hati dan pikiran saya dalam sebulan terakhir, melihat nilai tukar rupiah yang turun naik setiap harinya, dan juga pernah diceritakan oleh seorang teman, kalau ada orang yang kerjanya nuker2in mata uang. Misal, waktu dollar turun, uang ditukar ke dollar, waktu dollar naik, uang ditukar ke rupiah. Dengan begitu jumlah uang akan terus meningkat. Dan saya, dengan lugunya hampir kepikiran untuk melakukan praktek ini. Dan bertanyalah saya di grup tadi, apakah praktek ini haram?

Dan satu teman saya menjawab dengan tegas bahwa itu HARAM. Karena komoditi yang diperjual-belikan adalah uang. Astaghfirullah hal adzim.. Hampir saja saya ikut mencoba praktek itu. Membungakan pinjaman untuk memperoleh keuntungan itu haram hukumnya. Sama dengan praktek ini, memainkan uang untuk mendapatkan keuntungan sangat DIHARAMKAN. Alhamdulillah dapat ilmu lagi dari temen-temen di grup ini. Super!!

---------------------------------

Ada sebuah pertanyaan lagi yang kontroversial.
Jadi teman saya pernah dikasih tau sama seseorang, kalau kredit itu mempermudah bagi yang kesulitan ingin memiliki rumah. Karena islam mengajarkan adil dan tidak mempersulit. Anggap saja bunganya untuk balas jasa.

Temen yang lain menjawab, yep, kredit itu boleh, asal tidak menganut asas riba. Gunakanlah cara kredit yang dianjurkan dalam islam. Perbedaan proses  peminjaman di bank konvensional dan di bank syariah itu terdapat perbedaan. Kalau di bank konvensional, pasti pakai bunga2. Sedangkan kalau bank yang menganut paham syariah, adanya akad di awal mengenai jumlah pinjaman yang akan dibayarkan nantinya. Misal, harga rumah 100 jt, dibeli oleh bank syariah dan dijual lagi kepada peminjam dengan harga 110 jt. Jadi bank syariah mendapatkan keuntungan 10 jt dari hasil penjualan rumah tersebut. Nah angka 110 jt inilah yang akan dicicil oleh peminjam tanpa ada biaya tambahan lainnya. Yang kayak gini kan komoditinya bukan uang, tapi barang, yaitu rumahnya.

Waw!! satu ilmu lagi saya dapatkan.

-------------------------------------

Satu malam yang sangat berfaedah di grup ini. Pembahasannya bener-bener menambah ilmu bagi yang belum tahu. ^^

Oiya, di pegadaian ada tabungan emas lho. Jadi pengen nyoba nih.
Jadi, isi tabungannya bukan dalam bentuk uang rupiah, tapi dalam bentuk gram emas. Nah, kalau begitu kan nilai tabungan kita tidak dipengaruhi oleh waktu. Tetep aja sekian gram.

Sekian dulu ya readers..
Wassalam.

Ketika Mereka Mengeluhkan Singa Udara


posted by Redblack Ophie

No comments

Singa Udara dari dulu sampai sekarang masih aja penuh kritikan dari penumpangnya. Banyaaaak banget yang ngeluh di medsos ngomongin tentang Singa Udara. Apalagi baru-baru ini, ada armadanya yang tergelincir.

Ada yang bilang kapok naik Singa Udara, ada yang bilang kalau gak kepepet gak bakal milih naik Singa Udara. Ada yang bilang apalah apalah. Sudah tentu mereka bilang begitu karena mereka punya banyak pilihan penerbangan di kota mereka.

Sangat berbanding terbalik dengan keadaan kami, makhluk-makhluk di pulau kecil yang dalam sehari hanya ada beberapa penerbangan. Dan lebih 50% dari semua penerbangan disini didominasi oleh Singa Udara. Hampir semua penerbangan harus transit terlebih dahulu jika ingin terbang ke Jawa. Hanya Singa Udara yang menyediakan penerbangan langsung tanpa transit ke beberapa kota di pulau Jawa. 

Kalau saya sih, lebih memilih pesawat yang langsung sampai tujuan tanpa transit, karena hanya memerlukan waktu 2 jam dari yang biasanya minimal 4 jam baru sampai. Dan saya pernah ditanya oleh beberapa teman saya, "Koq Singa Udara? Kan begini.. begitu.. begono..". Saya mau jawab apapun, tetep aja Singa Udara jelek di mata mereka. 

Di hari-hari biasa seperti ini (Bulan Februari-Maret) yang sepi penumpang, penerbangan yang tanpa transit ditiadakan sementara. Jadi kami hanya bisa menikmati penerbangan yang waktu sampainya panjaaaaang banget. Walau gak ada penerbangan tanpa transit, pilihan pertama pasti tetap jatuh di maskapai Singa Udara, satu lagi karena harganya yang lebih murah dibanding penerbangan lainnya. Selain itu, jadwal penerbangan yang banyak pilihan, dan saya rasa jam-jam nya paling bisa disesuaikan dengan jadwal kerja, atau pun jadwal lainnya. Entahlah..

Saya gak tau kenapa saya merasa mereka terlalu arogan untuk tidak memilih Singa Udara, sedangkan justru kami tidak punya pilihan lain yang lebih available dari Singa Udara. Sekali lagi yaaa.. karena keadaan kita berbeda. Ketika kami tak punya pilihan, lalu mereka bilang bahwa Singa Udara itu berbahaya, mengecewakan, dan lain-lain.

Well, think again, Guys! If you were me, how will you feel when you read or hear about the negative things about something that we have no choice except that thing? 

Hanya bahan renungan.

Wassalam..
Ophie

Mitos Orang Kurus


posted by Redblack Ophie on ,

1 comment

Dari lahir sampai jaman kuliah badan ini gak pernah lebih dari 48 kilo. "Enak banget kamu makan banyak, tapi badan segitu2 aja. Nah kita, ngemil dikit langsung melar", kata siapapun yang ketemu, terkhusus para wanita dewasa yang pengen kurus. Saya juga tidak tahu kenapa. Semoga bukan karena apa2 kenapa koq saya gak bisa gemuk. Hehe


Namun semua berubah ketika saya sudah mulai kerja di Jakarta. Setiap harinya, sebelum berangkat kerja, saya rutin sarapan pagi. Dan sarapan saya selalu makanan berat, contoh : nasi uduk, nasi kuning, bubur ayam, indomie goreng. Lalu di jam istirahat, saya selalu makan siang dengan rekan kerja. Apalagi di awal2 kerja, saya dapat proyek di perusahaan klien yang menyediakan makan siang gratis setiap harinya, dengan menu 4 sehat, dan jumlah nasi sepuasnya. Karena kerjaan yang mengharuskan saya makan banyak dengan alasan supaya bisa konsentrasi tanpa laper, jadilah nafsu makan saya yang semakin hari semakin melunjak dibarengi dengan alasan "mumpung gratis". Hahaha. Belum lagi pulang kerja, saya selalu makan malam. Jadi setiap hari saya rutin makan 3 kali sehari. Harus 3 kali, supaya saya sehat dan tidak membuat orang tua di rumah khawatir, melihat saya tinggal sendiri di Jakarta tanpa ada keluarga satu pun. Hanya itu pikiran saya waktu itu.

Dan apa hasilnya? Berat saya mencapai angka 53 kilo. Baju2 kerja terasa sempit, baju sehari2 pun terasa sempit. Badan terasa gerah dan gampang berkeringat. Ffffiiiuuuuhhhh... Siapa bilang saya gak bisa gemuk? Semua itu mitos, Guys!!

Ada yang bilang lebih bagus badan saya seperti ini, karena lebih berisi. Kalau dulu terlalu kurus dan terlihat kurang sehat. Tapi menurut saya mah ini kegemukan, baju2 uda sempit semua. Hahahaa

Jadi intinya begini ya, Sodara2..
Orang kurus gak bisa gemuk itu 100% MITOS. Buktinya saya, sekarang mau balik ke angka di bawah 50 aja susahnya. Hahaha. 

Gemuk kurusnya orang itu tergantung seberapa banyak dia makan. Wkwkwkwk. Mungkin dari kecil sampe kuliah, saya makan seadanya saja, kalo sempet ya makan, kalo nggak ya malas makan. Nah pas kerja, saya rutin makan 3 kali sehari, dan semuanya makanan berat. Saya rasakan sendiri perbedaannya. Ternyata badan saya bisa melar juga. Hehe

Hanya saja saya akui, kalau saya malas makan beberapa hari, berat badan saya bisa langsung turun beberapa kilo. Begitu.. ^^

Jadi intinyaaa.. syukuri semua yg kita miliki. Terkadang rumput tetangga memang lebih hijau. Hehehe

Wassalam..
Ophie ^^

Berkat pernah bekerja disana


posted by Redblack Ophie on , , , ,

No comments

Meski berakhir dengan kesan yang kurang mengenakkan, di sisi lain dampak positif dari pernahnya bekerja disana telah banyak terasa. Tentu hal yang mengecewakan adalah dari segi birokrasinya yang kurang menghargai keberadaan pekerja yang sudah berkontribusi positif terhadap pencapaian perusahaan. Tak ada yang kebetulan, semua sudah diatur oleh yang Maha Mengatur. Yang sungguh saya syukuri adalah pernah bertemu teman-teman super yang sangat apresiatif satu sama lain sehingga tingkat percaya diri saya ketika bekerja disana meningkat drastis.


Bukan cuma saya yang menyadari perubahan perilaku saya yang awalnya pemalu menjadi orang yang lebih supel, percaya diri, dan lebih penyabar. Semua yang pernah kenal saya sebelum saya bekerja, berkata demikian. Termasuk dia, yang sekarang jadi orang spesial di hati saya. ^^

Alhamdulillah, disana pekerjaan saya sesuai dengan jurusan kuliah dulu. Dan saya memang orang yang cepat mengerti dengan apa yang saya pelajari. Saya bisa mempertanggungjawabkan itu. Dan sudah saya buktikan disana. Kesan dan pesan mereka ketika farewell tentang saya, begitu. Mereka bilang kemampuan saya selangkah di depan di antara teman-teman sebaya saya yang lain. Sehingga pun, atasan saya meminta saya membuatkan beberapa tutorial semacam modul belajar yang mudah dimengerti oleh teman-teman yang lain. Peninggalan jejak saya disana cukup 'terlihat', dan tentu pengunduran diri saya disana membuat mereka kehilangan satu bibit unggul yang cukup bisa diandalkan. Sekali lagi, bukan saya sombong, hanya saja itu kenyataan. Hehe

Tingkat PD saya tak mungkin meningkat drastis tanpa dukungan teman-teman disana. Senior-senior yang selalu mengapresiasi dan percaya dengan kemampuan saya, sangat memperlakukan saya dengan baik, dan menganggap saya adik paling kecil. Hihihiii

Di minggu-minggu awal bekerja, saya pun kenal dengan 2 cowok yang masuknya bareng dengan saya. 2 makhluk ini jadi sohib saya dari awal masuk, jadi teman main, teman curhat, teman apapun lah hehe. Baik banget. Sekitaran 3 bulan awal, saya dan 2 makhluk ini bekerja dalam satu proyek. Makanya kita jadi akrab banget. Salah satu yang membuat saya jadi lebih penyabar adalah karena saya berada di antara cowok-cowok. Yang kalau bercanda, gak pake hati. Padahal kalau cewek uda nyelekit gitu deh. Cuma yaaa dibiasain aja lah. Hahaha. 

Proyek kedua saya bersama dengan 2 orang senior cowok. Orangnya baik banget, ngalahan banget, dan saya benar-benar merasa punya 2 kakak cowok yang care banget sama adeknya, hehe. 2 senior ini sangat percaya dengan kemampuan saya, dan benar-benar membuat tingkat percaya diri saya melonjak drastis. Thanks a lot, Big Brother! ^^ You were contributed to change my personality. ^^

Proyek ketiga saya adalah proyek internal kantor. Disini saya dipasangkan dengan seorang senior cowok yang rada serem kelihatannya, tapi ternyata care bangeeeeetttt dan nganggap saya kayak adek kecil. Hehe. Disini senior ini juga sangat apresiatif dengan kemampuan saya. ^^

Dan dampak positif dari pernahnya bekerja disana, telah terasa sekarang. Disini saya lebih percaya diri untuk mengatur bawahan. Walau di minggu awal saya sempat menangis, karena memang mengatur bawahan itu sangat sulit. Dan setelah 2 bulan, saya sudah akrab dengan bawahan-bawahan disini. Kita sudah sering tertawa bareng. Di sisi lain, saya tidak kehilangan rasa hormat dari mereka.

Tempat saya bekerja dulu, tak bisa lah saya tak ucapkan terima kasih. Karena berkatnya, saya jadi lebih berkarisma. Haha.

Terima kasih, kantor saya yang dulu. ^^

Untuk apa gelar Sarjana-mu?


posted by Redblack Ophie on , , ,

1 comment

"Kok pulang?"
"Disana mau kerja apa?"
"Bukannya disana malah susah ya cari kerja?"
"Sayang S1 nya.."
"Terus buat apa kamu kuliah sarjana kalau ujung2nya jualan?"

Itulah yang ditanyakan teman-temanku akhir-akhir ini. Diriku pun, dulu sempat bertanya demikian.


Tapi sekarang kebalikan.

"Kok gak pulang?"
"Kamu kerja apa koq gak bisa pulang?"
"Disini memang gaji tinggi, tapi biaya hidup juga tinggi. Biaya pulang juga mahal, kan?"
"Bagaimana cara kamu mempersembahkan S1-mu untuk orangtua?"

The best one is the last question! That one came from the deepest of my heart.

Alasan no 1 -ku untuk pulang adalah karena orangtua memintaku untuk pulang. Dan memintaku untuk membantu mengelola usaha orangtuaku.

Yap. Aku adalah satu-satunya anak yang kerja di perusahaan a.k.a karyawan. Sekarang aku kerja di ibukota Indonesia, di Jakarta. Kota yang katanya keras. Ribuan orang mengadu nasib disini. Dan aku seorang PEREMPUAN. Orangtuaku berada di Kalimantan.

Basic keluargaku adalah BERDAGANG. Kakak pertamaku juga sudah punya toko sendiri. Dan hidupku selama ini dibiayai oleh hasil usaha dari orangtuaku ini.

Aku ingin mengajakmu untuk mengambil sisi berbeda tapi memiliki inti yang sama antara bekerja sebagai karyawan, dan memiliki usaha sendiri.

Mengapa di usia tertentu seorang karyawan harus pensiun? Karena memang sudah waktunya untuk regenerasi. Mengapa? Karena produktivitas pasti  berkurang dan perlu lebih banyak istirahat. Pada keadaan demikian, pasti suatu hari beliau ingin memetik buah manis dari hasil kerja di masa mudanya. Siapa buah itu? ANAK. Anak yang dibesarkan dengan kasih sayang, yang diharapkan bisa merawat dan peduli dengan orangtua yang nanti tidak bisa memberikan penghasilan seperti waktu dulu. Anak haruslah bersiap-siap untuk setidaknya sama atau lebih sukses dari orangtuanya.

Ya, memiliki usaha sendiri bukan berarti tidak memiliki usia pensiun. Pada usia tertentu, orangtua yang bukan karyawan pun, produktivitasnya akan menurun. Pada waktu itulah, anak seharusnya menghargai betapa kerasnya perjuangan orangtua untuk mencapai titik sekarang. Dan ketika orangtuamu memanggilmu pulang? Apa aku harus menolak? Gajiku sekarang sangatlah jauh jika dibandingkan dengan penghasilan orangtuaku. Aku bahkan belum pernah memberi uang pada orangtuaku. Justru orangtua yang tak tega dan masih memberiku sangu. Lantas buat apa aku jauh-jauh bekerja dan tak menghasilkan apa-apa?

Teman-teman, mengertilah~ Bekerja membantu mengembangkan usaha orangtua bukan suatu hal yang percuma. Pikiran orangtuaku akan lebih ringan, raga orangtuaku akan lebih banyak beristirahat, dan batin orangtuaku akan sangat bahagia. Selain itu akupun akan siap sedia di rumah, jadi aku akan selalu tahu bagaimana kondisi kesehatan orangtuaku.

Apa gunanya S1? Apa anak S1 gak boleh dodolan (jualan)? Bahkan waktu aku kuliah pun, sepertinya lulusannya diarahkan menjadi seorang enterpreneur. Apa aku salah nangkap? Berarti sekarang saatnya aku untuk menerapkan ilmu manajemen dan kepemimpinan itu, bukan?

Aku lulusan Sarjana Komputer, and absolutely I can apply my lessons into this sector too, right?

EH LUPA, DI JAKARTA LAGI MARAK KARYAWAN RESIGN UNTUK JADI GO-JEK. BAHKAN MANAGER PUN MEMILIH UNTUK JADI GO-JEK. Mungkin bisa di-googling alasannya kenapa.

Jika aku disini terus, aku hanya bisa pulang 2 kali setahun. Dan waktu bersama orangtua tidak lebih dari 10 hari. Gajiku habis hanya untuk bertahan hidup disini, yang biaya hidupnya tinggi.

Aku ingin menikmati weekend-ku selalu bersama keluargaku. Pengalamanku bekerja setahun disini pasti berarti. Agar aku tahu rasanya bekerja di bawah perusahaan dan kerja penuh tekanan dan pikiran. Dan yang utama adalah ilmu manajemen kerjanya yang lebih modern.

Kalau kata di Jepang, wanita sekolah tinggi bukan untuk berkarier, tapi untuk mendidik anak, itulah karier tertinggi mereka.

And for my lovely parent, just wait a little bit longer for my coming very soon ^^.

Galau Kost-kostan


posted by Redblack Ophie on , , , , ,

No comments

Marhaban Yaa Ramadhan~


Alhamdulillah bisa dipertemukan lagi dengan bulan suci penuh pengampunan ini. Semoga ibadah kita berkah ^^.

Sudah 5, 6, 7. Kurang lebih 7 bulan berjalan semenjak pertama tinggal di ibukota ini. Mengais rejeki, ceileh. Yap, rejeki saya untuk setahun ini memang disini, Jakarta. Alhamdulillah. 

Suka duka pastilah ya, perbandingannya, hmmm suka : duka = 70 : 30. Yang membuat saya senang adalah memiliki penghasilan sendiri. Bayar kos sendiri, beli makan pakai uang sendiri, jalan-jalan, belanja pakai uang sendiri. Yang sebelumnya selama 22 tahun masih dibiayai ortu. Yang jelas ini karena ortu yang sudah menyekolahkan saya dengan baik. Alhamdulillah. Selain itu saya juga memiliki lingkungan kerja yang baik, dan teman-teman kost yang sangat baik. Area perumahan kost yang sangat aman dan menyenangkan. Alhamdulillah.

Saya bilang kost saya menyenangkan, tapi kenapa judulnya koq 'Galau Kost-kostan'?

Sebenarnya saya sangat beruntung dengan kost yang sekarang. Nyaman, aman, terbilang murah, dan penghuni yang sudah Allah pilihkan untuk saya itu sumpah baiknya. Tapi... lokasi kost saya tidak begitu dekat dengan kantor. Terlebih harus melewati palang rel yang setiap 2-5 menit sekali pasti ada aja kereta yang lewat. Lelahnya menunggu di palang rel yang macet dan panas-panasan itu sungguh sangat menguji kesabaran. Macetnya membuat saya harus menunggu sampai 2-3 kali palang buka tutup baru bisa jalan dengan lancar.

Saya bilang kost saya jauh, kenapa sejak awal memilih yang jauh?

Dulu waktu saya diterima kerja, katanya, saya mau ditempatkan bukan di kantor yang sekarang, tapi yang satunya. Yang jaraknya lebih deket dari kost-an saya dan gak perlu melewati palang kereta terutama. Karena waktu itu h-1 kerja baru ke Jkt, ya udah langsung tinggal disitu aja. Hari pertama dan kedua masih diantar-jemput. Fine! Setelah itu beberapa bulan masih dengan polosnya menjalankan hari-hari melewati rel kereta. Sekarang baru kerasa kerja udah mulai berat. Kudunya tidak perlu melelahkan diri di jalanan. Cukup di kantor saja, Beib.

Kost-kostan kan banyak, tapi kenapa gak cepet pindah?

As we all know, kost-kostan di Jkt itu entah mengapa mahalnya minta ampun. Yang biasa aja pasarannya 600-800an per bulan. Mungkin karena saya dulu kuliahnya di Surabaya, harga kost saya cuma 350rb per bulan. Dengan fasilitas yang biasa tapi sudah menyenangkan. Hmmmmm... Saya pernah mengeluhkan biaya hidup di Jkt sungguh mahalnya, lalu disaut oleh salah satu senior saya. "Mungkin karena pendapatan per kapita-nya lebih tinggi." Oya? Sampai sekarang saya masih belum paham, karena pendapatan yang tinggi kah yang membuat biaya hidup tinggi? Atau biaya hidup tinggi yang memaksa standar pendapatan menjadi tinggi? Yang menentukan batas bawah iki sopo seh sakjane, Pakde?

Saya pusing memilih kost-kostan. Terakhir saya survei, daerah deket kantor, yang daerahnya enak, harganya 1.6, itu pun cuma kipas angin, bukan AC, ya memang sih kamar mandinya di dalam. Tapi mahal bingo lah itu, Pakde. Tapi sebenarnya jarak kost-kostan itu mengefisiensikan waktu terbuang di jalan. Itu aset yang sangat bernilai. Dan harusnya kita rela bayar mahal untuk memanjakan diri. Yayayayyayaa.. Tapi itu kemahalan. 

Lalu yang kedua, saya disarankan sama senior nih, ke kost-annya Mbak I yang dulu aja, banyak tempat makan. Terus saya survey di internet dan tanya melalui sms ke CP nya. Murah sih. Kurang lebih sama kost saya yang sekarang, tapi tetep murahan kost saya yang sekarang hehehe. Hampir nih mau survey ke tempatnya langsung, tapi sebelumnya nanya dulu ke Mbak I. Kata Mbak I tempatnya gak recommended. Penghuninya attitude-nya kurang baik. Jadi kurang nyaman ditempati. Waduh mendengar demikian, saya jadi merasa bersyukur ni ngekost di tempat yang sekarang.

Di tengah-tengah lagi nyari kost deket kantor, si Mbak yang punya kamar di sebelah kamar saya, ngajak pindah kost ke gang sebelah yang kamarnya lebih besar. Yang punya kost sih sama, cuma baru bangun kost-an baru aja di gang sebelah. Alamak! Karena saya orangnya sedikit gak enakan, saya bilang aja iya nanti dilihat dulu ya, Mbak. 

Entah apa entah kenapa. Apasih? Saya hanya berprasangka baik pada Allah. Mungkin ini petunjuk. Lingkungan tempat tinggal disini sudah sangat baik untuk ditinggali. Orang-orangnya juga baik banget. Yang menurut kita baik, belum tentu baik di mata Allah. Yang menurut kita buruk, belum tentu buruk di mata Allah. Allah Maha Mengetahui sedangkan kita tidak.

Saya memutuskan untuk bertahan beberapa bulan lagi lah disini. Mungkin ikut pindah ke gang sebelah, karena kamar disini kecil. hehehe

Sekian cerita dari ophie. Selalu ada hikmah dari setiap kegundahan yang kita alami.

Wassalam..

Orang Hebat + Orang Unggul + Orang Pinter = ?


posted by Redblack Ophie on ,

No comments

Selepas menonton acara Junior Masterchef Indonesia season 2 episode 4, saya mendapat pelajaran berharga darinya. Episode ini tentang team work alias kerja sama dalam tim. Seperti season sebelumnya pada episode 5 (kebetulan saya selalu mengikuti acara ini dari season 1), sang kapten berhak memilih anggotanya. Secara logika, pasti kapten memilih orang-orang terbaik untuk menjadi anggotanya. Tujuannya, ya biar menang! Ya to?

season 1 episode 5
Di season 1, Kapten VJ memilih Afaf, Zidan, Revo, yang notabene adalah anak-anak yang selalu unggul dalam kompetisi ini.

season 2 episode 4
Di season 2, Kapten Yosua memilih Curt, Chaca, Fina, Audry, yang notabene juga anak-anak yang jago di kompetisi ini.

Sampai-sampai nich ya, tim lawannya ngerasa jadi kayak tim 'buangan' gitu. Ckckckckck.. Saya kira juga tim yang unggul yang bakal menang. Eeeeehhh, malah tim lawan tuh yang menang. Timnya Nichole dan Akbar bisa ngalahin dua tim yang katanya isinya anak-anak unggul. Hahahahaha

Dari yang saya amati, anak unggul jika dikumpulkan bakal jadi pengen unggul semua. Jadi gak dianggap deh tuh kaptennya. Kasian si VJ, yang mungkin dianggap biasa-biasa aja jadinya kayak gak didengerin sama anak buahnya. Pada gak percaya sama timnya sendiri deh. Cupcup, dek kecil. hehe. Sedangkan tim sebelah pada nurut-nurut sama kaptennya. Pada percaya sama yang lain, jadi bisa fokus deh. Congratulations!!

Akhirnya tim yang isinya anak-anak unggul itu malah masuk elimination test. Dan saya salut sama VJ yang mengakui kesalahan timnya sebagai kesalahannya karena dia kaptennya. Bertanggung jawab banget ya. Saluuuut. Beda sama tim kapten yang kalah di season 2, waktu disuruh nyelamatin satu anggotanya, eh dia malah nyelamatin dirinya sendiri. Haduh.. Nak, koq egois sekali dirimu. Ok saya anggap pikiran kamu belum dewasa, jadi belum tau arti tanggung jawab sebagai pemimpin. Hahaaha

Ya kira-kira pembelajarannya begitu ya, orang-orang hebat kalau digabungin juga belum tentu hebat gitu. Mendingan yang biasa-biasa aja tapi bisa kompak dan gak egois. Ya to? Setuju? YESSS!!!

Libur Kuliah vs Libur Kerja


posted by Redblack Ophie on , , , , ,

No comments

Kurang lebih dua bulan ini saya telah bekerja di salah satu perusahaan IT di Jakarta. Rasanya benar-benar berbeda. Tugas kuliah dan kerjaan emang beda banget. Beruntung, waktu kuliah dulu kami sudah sering mengerjakan tugas di kampus sampai malam hari, jadi agak terlatih untuk bekerja lembur. Dan terasa santai sekali ketika saya bisa pulang tepat waktu (kalau di kantor saya jam kerja sampai jam 5 sore). Di bulan pertama, saya sebagai karyawan baru, masih memasuki fase pelatihan mengenai pekerjaan apa yang akan saya kerjakan nantinya. Beruntungnya lagi, kerjaan saya sangat cocok dengan latar belakang jurusan kuliah saya, jadi saya tinggal mengulang saja materi dan dengan tambahan praktik secara nyata disini.


Di akhir tahun kemarin, saya baru merasakan suasana perencanaan mudik dari para senior yang bekerja disini. Mereka sibuk memesan tiket mudik dan mengajukan cuti di antara tanggal kejepit ( Tahun Baru 2015 yang bertepatan dengan hari Kamis). Salah satu senior menanyakan saya, "Gak mudik, Sov? Ada tanggal kejepit tuh, tinggal pilih mau libur natal atau libur tahun baru". Saya yang baru masuk kerja dan sama sekali gak kepikiran untuk cuti, sedikit tidak menanggapi ajakan cuti tersebut. Setelah beberapa hari saya terpikir bahwa dalam setahun, setiap karyawan mendapatkan jatah cuti 12 hari. Tersadar bahwa, cuti ini memang selalu dipakai saat hari raya dan tahun baru, sisanya menyesuaikan dengan tanggal merah di kalender. Apalagi kemarin setelah wisuda, saya belum sempat pulang kampung untuk menikmati quality time bersama keluarga disana. Foto wisuda bareng sekeluarga aja belum ada, padahal toganya gak dibalikin ke kampus supaya bisa dipakai buat foto-foto disana.

Akhirnya saya mencoba untuk mengajukan cuti 2 hari ditambah tahun baru dan Sabtu Minggu. Lumayan kan kalau diakumulasi bisa 5 hari tuh liburnya. Nyontek-nyontek dari senior juga sih mereka cutinya tanggal berapa. Haha. Bisa diramal deh akhir tahun sepi tuh kantor. Dari pada saya sendirian, hiiiiii...

Tibalah hari H-1 Tahun Baru 2015, saya siap berada di Bandara CGK untuk check-in. Ini pertama kalinya juga saya berjuang sendiri ke bandara, di kota segede ini, dan pertama kalinya naik DAMRI. Itu menandakan bahwa saya benar-benar sudah dewasa dan dipercaya ortu untuk bisa berjalan sendiri tanpa ditemani siapa-siapa. Ya iyalah. Dah umur berapa, Pi. 

koper gua
Waktu saya mengantri di loket check-in, saya menyempatkan untuk memotret koper saya, dan meng-upload-nya di salah satu chat grup di ponsel saya dan mengucapkan 'Selamat Tahun Baru' kepada teman-teman saya. Ada salah satu teman yang menanggapi begini, 'Wew, pulkam pi?'. Yes, of course! Karena libur kerja berbeda dengan libur kuliah. Pada saat kuliah, saya yang notabene anak perantauan, yang kalau mudik gak bisa seenaknya tiap minggu mudik, karena kampung yang jauh dan mahal jika harus sering-sering pulang, jadi hanya bisa pulang ketika liburan semester saja, alias 2 kali setahun. Itu karena libur kuliah panjang banget bisa sampai 2 bulan. Nah kalau sekarang, saya cuma dapat cuti 12 hari per tahun, men! Gak bakal ada liburan panjang lagi, men! Libur 5 hari sudah sangat berharga bagi para pekerja untuk menikmati quality time bersama keluarga. Itu pun dibantu sama tanggal merah yang menjepit hari kerja. Sekaligus jadi hari cuti bareng bagi kantor saya hehe.

Alhamdulillah liburan 5 hari kemarin sangat menyenangkan bersama keluarga saya. Keluarga tercinta yang selalu menerima, mendoakan, dan mendukung apapun keputusan saya. Thank You, Mom, Dad, Kakak, Adek2ku. Love u full!

Welcome to the REAL WORLD!


posted by Redblack Ophie on ,

No comments

Entah berapa kali aku denger kalimat kayak di judul ini. Bener2 sering kedenger waktu temen2 atau sodara2 ngucapin congraduation sekitar dua bulan lalu. Setelah resmi menjadi pengangguran pada 20 September kemaren, uda pasti kita2 para fresh graduate lagi seneng2nya nyari kerjaan. Uda bukan jadwal kuliah lagi tuh, tapi jadwal Jobfair yang menuhin pengingat2 di hape atau laptop. Di chat group juga omongannya tentang Jobfair, mau kesana hari apa, jam berapa. Di facebook yang dilike page2 tentang lowongan kerja. Yah begitulah.


Awalnya aku uda mutusin buat gak milih Jakarta sebagai tempat meniti karir, jadi awal2 gak masukin lamaran ke perusahaan2 yang nempatinnya daerah Jabodetabek lah pokoknya. Tapi ah mustahil, semua-muanya pada nempatin ke JKT, nah aku mau ngelamar yang mana gak ada pilihan deh. Yaudin, aku ikut temen2 nyoba daftar kemana aja yang lagi buka sesuai jurusan kita. Dan seketika jadwal berubah jadi jadwal tes masuk kerja sana sini. Hahahahaa... Asik juga. Dari pada nganggur gak ngapa2in.

Sebenernya cita2 aku gak pengen jadi karyawan. Pengennya jadi pengusaha aja, bikin usaha sendiri, tapi yang sesuai bidang jurusan kuliahku. Nah untuk memanage itu ya aku perlu pengalaman lah gimana2nya. Ya to? iyaaaa.. Maka itu aku kudu kerja dulu jadi bawahan. Mulai yang dari bawah. Dan akhirnya alhamdulillah Allah Subhanahuwata'ala mengabulkan doaku. Dimulai tgl 17 November, aku uda jadi karyawan di salah satu perusahaan swasta bidang IT di JKT. Walau belum pegawai tetap, tapi aku sangat sangat mensyukuri itu, karena dengan itu aku bisa meneruskan karir ke perusahaan lainnya dengan bekal pengalaman ini. Dan yang paling penting, aku pribadi gak pengen menetap di ibukota ini. Sumpek pek! Hehehee.. Jalan Allah selalu sesuai kebutuhan kita..

Hari ini tepat hari ke-5 alias minggu pertama kerja baru kelar. Gak kerasa juga ya uda seminggu aja. Besok weekend dan bener deh kerja itu sangat melelahkan. Gini nih ceritanya. Salah satu variety show Korea yang sering aku tonton tiap minggu kan Running Man (RM) nih, nah tiap nonton sekali, ya pasti bisa ketawa lah ya, ehhh 4 kali nonton RM yang sama (episod terbaru), baru malam ini nich aku bisa ketawa. Gara-gara capek kali ya. Padahal di kantor masih belajar praktek apa yang mau dikerjakan, belum eksekusi langsung. Itu rasanya uda capek banget. Jam 9 malem rasanya mata uda 5 watt aja. Padahal waktu nganggur kemaren, bisa nonton sampe subuh gak ngantuk. Ya berarti ini normal. Bangun pagi, tidur malam. Bukan melek malam, bobo pagi ampe siang. Haha

Seminggu ini hidup bener2 berubah. Yang biasanya bangun siang, ilang dah. Pilih bobonya ilang apa gajinya ilang? Hahaa. Jadi tiap hari kudu nyampe kantor jam 8 pagi. Kalo di JKT jam kerjanya sampe jam 5 sore ya, padahal waktu kerja praktek di salah satu perusahaan di SBY, itu jam kantornya sampe jam 4 aja. Uda gitu, lu tau kan JKT? Macetnya kayak apa? Ya gitu, nyampe kos pasti uda magrib. Ngeri ngeri. 

Orientasiku di kerjaan ini sih pengalaman ya. Aku gak terlalu mikirin nominal gaji sih. Yang penting bidangnya masih sesuai aja ama kuliahku kemaren. Gajinya sih gak gedhe juga, cuma bisa dibuat gedhe aja kalo rajin alias ngumpulin bonus, dan mau masuk Sabtu Minggu. Ya gitu deh.. Namanya juga baru lulus, gak punya pengalaman. Uda terima aja, orientasi ilmu aja dulu. Kadang2 ada juga sih yang milih2. Tapi ya gimana yak, rezeki masak ditolak. Kalau aku sih selama masih sesuai ama bidangku ya aku ambil aja. Setidaknya kita bisa ngerasain kerja dari bawah. Biar tau rasanya kerja keras tuh..

Kerja ama kuliah emang dua hal yang berbeda. Di kerjaan, kita dituntut bisa karena kita digaji. Baru kali ini dah ngerasain punya atasan. Kebetulan 2 minggu training ini sejajaran meja ama atasan. Hadeh kocak banget dah. Kalo pas ada atasan aja sok serius belajarnya. Coba pas lagi pergi, browsing2 gak jelas gitu. Ngobrol cekakaan dah ama senior2 gitu. Ya begitulah kerja..

Hidup di JKT ternyata mahal yak. Kerasa banget. Apalagi tuh pas ngelaundry, beuh mahalnya.. harganya lebih 2x lipat dari harga laundry di SBY. Alamak! Pusing gua seminggu disini. Beda bingit nominalnya ama di SBY. Bisa2 kagak nabung gua, gaji cuma buat nyambung idup. JKT. Gaji gua ama sangu bulanan dari ortu angkanya cuma beda 1jt doang. Harapan sih bisa buat nabung itu gaji. Tapi ternyata kebutuhan idup disini mah jauh lebih mahal dari SBY. Mana Senin kemaren BBM naek. Alamak. Apalagi nich yang naek habis ini.

Buat yang baca ini nih, doakan aja si Ophie ini betah kerja disini. Selalu sehat. Dan bisa berkembang dengan baik. Serta selalu dalam lindungan Allah Subhanahuwata'ala. Aamiin

Selamat datang di dunia baru, Pi! ^^

Direktur Utama KAI jadi Menteri Perhubungan?


posted by Redblack Ophie on , ,

No comments

Waktu itu Pak Ignasius pernah menjadi pembicara saat pembekalan wisudawan/ti di kampus saya. Beberapa hari yang lalu, salah satu teman ngomong, "Harusnya dulu kita foto sama Pak Ignasius, Pi!". Iya yaaaa (batinku). Jadi setidaknya punya koleksi foto sama orang pentingnya Indonesia. Hahaha
Pertanyaannya, siapa yang bakal menggantikan Pak Ignasius Jonan pada jabatan sebelumnya? Yakni Direktur Utama PT KAI. Ya jelas tentu kalau tidak Budhe (panggilan akrab ke temen. baca : Dita), ya Ikar. Kenapa? Karena mereka sudah katam tentang perkeretaapian Indonesia. Hahahahaa
Betapa tidak, yang kami ketahui mereka berdua selalu menaiki kereta untuk pulang pergi kampung halaman. Sepertinya jadwal kereta api sudah berada di luar kepala mereka. Beberapa bulan lalu pun, trip kami dalam mengisi liburan terakhir sebelum wisuda, mereka-lah yang menguruskan tiket kereta untuk pulangnya. ^^v


*just kidding*

Siap-siap balik ke Surabaya