HandPhone Bututku ( Part I )


posted by Sovie Putri Surya on

No comments

Sekeliling hanya ada kesibukan yang sama. Handphone, Handphone, dan Handphone. Kecanggihan yang semakin tahun semakin berkembang membuat ponsel adalah segala-galanya. Bagai tak bisa hidup tanpa barang itu. Walaupun kecanggihan itu sangat menarik, namun tidak membuatku beranjak untuk menikmati hal semacam itu. Seharusnya, pergi ke kantin itu untuk makan, ngisi perut sampai kenyang. Memangnya mereka bisa kenyang dengan ponsel-ponsel itu? Aneh-aneh saja.
“Ri, tau nggak info terbaru?” tanya Vita padaku.
“Pasti tentang HP. Males ah dengernya. Tapi kalau Vita yang ngomong, Amri pasti dengerin,” jawabku gombal pada Vita.
“Yee.. gombal banget sih! Denger-denger, ada HP yang bisa nangkep sinyal TV loh!”
“Ah biasa tuh,” tanggapku sembari menyedot es teh.
“Hah??? Bisa nonton gratis dong kalau gitu.” sambungku baru sadar.
“Amri.. Amri.. dari tadi juga. Dasar lemot!” jawab Vita.
“Wah, makin canggih aja nih HP. Kamu nggak beralih tuh?”
“Pengen sih, tapi belom ada duit.”
“Tergantung orangnya aja, kalau udah cocok, enjoy aja kali!”
“Emang sih, tapi kelihatan jadul gitu.”
“Paling juga bentar aja rusak,” jawabku spontan.
“Nggak juga. Ri, ke kelas yuk! Bentar lagi masuk nih.” ajak Vita menarik tanganku.
“Ah, senengnya,” ungkapku dalam hati.

Sifat Vita yang tak pernah mau mengalah membuatku semakin gregetan dengannya. Ingin sekali kumencubit pipinya. Sepanjang perjalanan menuju kelas, Vita hanya mengoceh saja. Anehnya, aku selalu menjadi pendengar setia untuknya. Saat mengoceh pun, Vita tak terlihat membosankan. Aku merasa sangat nyaman jika di dekatnya.

Aku tak menyangka aku bisa sekelas lagi dengan Vita. Kalau kuhitung-hitung, sudah empat tahun aku selalu sekelas dengannya. Dari kelas 1 SMP, sampai 1 SMA. Dan ternyata, penjurusan pada saat kenaikan kelas kemarin, dia juga memilih jurusan Bahasa. Otomatis, lagi-lagi ia sekelas denganku. Paling tidak, dia bisa menjadi pendorongku dalam belajar. Vita yang manis.

***

PR segunung, ulangan bejibun, akhir pekan yang menyibukkan. Mungkin pekan depan aku juga tak bisa santai. Tumben sejuk malam ini, padahal, siang tadi gerah sekali. Lumayan enak buat belajar.

Kring!!! Kring!!!

Suara standar yang menjadi nada dering Handphoneku berbunyi sangat keras. Bapak?? Bapak menelepon??
...




bersambung...


Leave a Reply