Archive for January 2015

Orang Hebat + Orang Unggul + Orang Pinter = ?


posted by Redblack Ophie on ,

No comments

Selepas menonton acara Junior Masterchef Indonesia season 2 episode 4, saya mendapat pelajaran berharga darinya. Episode ini tentang team work alias kerja sama dalam tim. Seperti season sebelumnya pada episode 5 (kebetulan saya selalu mengikuti acara ini dari season 1), sang kapten berhak memilih anggotanya. Secara logika, pasti kapten memilih orang-orang terbaik untuk menjadi anggotanya. Tujuannya, ya biar menang! Ya to?

season 1 episode 5
Di season 1, Kapten VJ memilih Afaf, Zidan, Revo, yang notabene adalah anak-anak yang selalu unggul dalam kompetisi ini.

season 2 episode 4
Di season 2, Kapten Yosua memilih Curt, Chaca, Fina, Audry, yang notabene juga anak-anak yang jago di kompetisi ini.

Sampai-sampai nich ya, tim lawannya ngerasa jadi kayak tim 'buangan' gitu. Ckckckckck.. Saya kira juga tim yang unggul yang bakal menang. Eeeeehhh, malah tim lawan tuh yang menang. Timnya Nichole dan Akbar bisa ngalahin dua tim yang katanya isinya anak-anak unggul. Hahahahaha

Dari yang saya amati, anak unggul jika dikumpulkan bakal jadi pengen unggul semua. Jadi gak dianggap deh tuh kaptennya. Kasian si VJ, yang mungkin dianggap biasa-biasa aja jadinya kayak gak didengerin sama anak buahnya. Pada gak percaya sama timnya sendiri deh. Cupcup, dek kecil. hehe. Sedangkan tim sebelah pada nurut-nurut sama kaptennya. Pada percaya sama yang lain, jadi bisa fokus deh. Congratulations!!

Akhirnya tim yang isinya anak-anak unggul itu malah masuk elimination test. Dan saya salut sama VJ yang mengakui kesalahan timnya sebagai kesalahannya karena dia kaptennya. Bertanggung jawab banget ya. Saluuuut. Beda sama tim kapten yang kalah di season 2, waktu disuruh nyelamatin satu anggotanya, eh dia malah nyelamatin dirinya sendiri. Haduh.. Nak, koq egois sekali dirimu. Ok saya anggap pikiran kamu belum dewasa, jadi belum tau arti tanggung jawab sebagai pemimpin. Hahaaha

Ya kira-kira pembelajarannya begitu ya, orang-orang hebat kalau digabungin juga belum tentu hebat gitu. Mendingan yang biasa-biasa aja tapi bisa kompak dan gak egois. Ya to? Setuju? YESSS!!!

Libur Kuliah vs Libur Kerja


posted by Redblack Ophie on , , , , ,

No comments

Kurang lebih dua bulan ini saya telah bekerja di salah satu perusahaan IT di Jakarta. Rasanya benar-benar berbeda. Tugas kuliah dan kerjaan emang beda banget. Beruntung, waktu kuliah dulu kami sudah sering mengerjakan tugas di kampus sampai malam hari, jadi agak terlatih untuk bekerja lembur. Dan terasa santai sekali ketika saya bisa pulang tepat waktu (kalau di kantor saya jam kerja sampai jam 5 sore). Di bulan pertama, saya sebagai karyawan baru, masih memasuki fase pelatihan mengenai pekerjaan apa yang akan saya kerjakan nantinya. Beruntungnya lagi, kerjaan saya sangat cocok dengan latar belakang jurusan kuliah saya, jadi saya tinggal mengulang saja materi dan dengan tambahan praktik secara nyata disini.


Di akhir tahun kemarin, saya baru merasakan suasana perencanaan mudik dari para senior yang bekerja disini. Mereka sibuk memesan tiket mudik dan mengajukan cuti di antara tanggal kejepit ( Tahun Baru 2015 yang bertepatan dengan hari Kamis). Salah satu senior menanyakan saya, "Gak mudik, Sov? Ada tanggal kejepit tuh, tinggal pilih mau libur natal atau libur tahun baru". Saya yang baru masuk kerja dan sama sekali gak kepikiran untuk cuti, sedikit tidak menanggapi ajakan cuti tersebut. Setelah beberapa hari saya terpikir bahwa dalam setahun, setiap karyawan mendapatkan jatah cuti 12 hari. Tersadar bahwa, cuti ini memang selalu dipakai saat hari raya dan tahun baru, sisanya menyesuaikan dengan tanggal merah di kalender. Apalagi kemarin setelah wisuda, saya belum sempat pulang kampung untuk menikmati quality time bersama keluarga disana. Foto wisuda bareng sekeluarga aja belum ada, padahal toganya gak dibalikin ke kampus supaya bisa dipakai buat foto-foto disana.

Akhirnya saya mencoba untuk mengajukan cuti 2 hari ditambah tahun baru dan Sabtu Minggu. Lumayan kan kalau diakumulasi bisa 5 hari tuh liburnya. Nyontek-nyontek dari senior juga sih mereka cutinya tanggal berapa. Haha. Bisa diramal deh akhir tahun sepi tuh kantor. Dari pada saya sendirian, hiiiiii...

Tibalah hari H-1 Tahun Baru 2015, saya siap berada di Bandara CGK untuk check-in. Ini pertama kalinya juga saya berjuang sendiri ke bandara, di kota segede ini, dan pertama kalinya naik DAMRI. Itu menandakan bahwa saya benar-benar sudah dewasa dan dipercaya ortu untuk bisa berjalan sendiri tanpa ditemani siapa-siapa. Ya iyalah. Dah umur berapa, Pi. 

koper gua
Waktu saya mengantri di loket check-in, saya menyempatkan untuk memotret koper saya, dan meng-upload-nya di salah satu chat grup di ponsel saya dan mengucapkan 'Selamat Tahun Baru' kepada teman-teman saya. Ada salah satu teman yang menanggapi begini, 'Wew, pulkam pi?'. Yes, of course! Karena libur kerja berbeda dengan libur kuliah. Pada saat kuliah, saya yang notabene anak perantauan, yang kalau mudik gak bisa seenaknya tiap minggu mudik, karena kampung yang jauh dan mahal jika harus sering-sering pulang, jadi hanya bisa pulang ketika liburan semester saja, alias 2 kali setahun. Itu karena libur kuliah panjang banget bisa sampai 2 bulan. Nah kalau sekarang, saya cuma dapat cuti 12 hari per tahun, men! Gak bakal ada liburan panjang lagi, men! Libur 5 hari sudah sangat berharga bagi para pekerja untuk menikmati quality time bersama keluarga. Itu pun dibantu sama tanggal merah yang menjepit hari kerja. Sekaligus jadi hari cuti bareng bagi kantor saya hehe.

Alhamdulillah liburan 5 hari kemarin sangat menyenangkan bersama keluarga saya. Keluarga tercinta yang selalu menerima, mendoakan, dan mendukung apapun keputusan saya. Thank You, Mom, Dad, Kakak, Adek2ku. Love u full!