Archive for October 2016

Manusia Pilihan


posted by Redblack Ophie

No comments

Ketika kau ingin melihat kualitas iman seseorang, lihatlah bagaimana ia ketika tertimpa musibah.

Sepertinya saya pernah mendengarkan kalimat itu, tapi dimana ya? Lupa. Kira-kira 2 minggu setelah saya dinikahkan oleh papa saya dengan suami saya sekarang, belum lepas dari suasana bahagia keluarga kami, bahkan keluarga dari Jawa ada yang belum balik kampung, keluarga saya diuji.

Sebuah gudang besar yang menjadi tempat usaha dari orangtua saya, membara dari lantai 2 ke lantai 3, membakar apa saja yang ada di dalamnya, mata saya hanya bisa melihat petugas pemadam, keluarga, tetangga, dan siapapun yang disana mencoba memadamkan api yang sangat besar itu.

Saya tak bisa berkata apa-apa melihat tangisan shock dari Mama. Dan saya takut terjadi apa-apa pada Papa, yang tetap tenang melihat ini di TKP. Tapi satu yang membuatku kagum pada orangtuaku, yaitu iman. Bahwa harta hanya titipan, usaha yang kini besar, yang sudah dibangun puluhan tahun itu, dalam sekejap, hangus. Bila manusia gila harta yang mengalaminya, mungkin akan menjadi tidak sehat jiwanya.

Jika saya bilang orangtua saya hebat, itu benar. Satu, yang dikhawatirkan orangtua saya saat kejadian hanya satu, api tidak menyebar ke rumah2 tetangga. Dua, banyak sekali manusia yang ikhlas membantu memadamkan api, itu artinya, orangtua saya orang baik. Tiga, setelah kejadian, orangtua saya benar-benar tidak menampakkan kesedihan apapun atas musibah ini di depan orang2.

Walaupun kita tidak tahu rasanya, karena bukan kita yang mengalaminya, tapi kita bisa lihat kesedihan seseorang kan, apalagi dengan ujian seperti ini yang menurut saya.. kalau bukan manusia pilihan, mungkin akan lain ceritanya.

Disini saya bisa bangga dengan orangtua saya, karena, satu, tidak berlarut-larut dalam kesedihan, dua, langsung bangkit dengan optimisme yang sama, tiga, tidak pernah menyalahkan siapa-siapa akan kejadian ini.

Banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari kejadian ini, dan orangtua saya menceritakannya dengan lantang dan lagi2 membuat saya kagum.

“Sabar dan ikhlas itu ilmu tingkat tinggi. Belajarnya setiap hari, latihannya setiap saat, ujiannya mendadak, sekolahnya seumur hidup, hadiahnya kebahagiaan.”

Sekian,
Redblackophie

Dia


posted by Redblack Ophie

1 comment

Ada yang berbeda sebulan terakhir. Yang semula tidur di kamar sendiri, sekarang insyaa Allah berdua. Yang semula kerja sendiri, kadang2 ada yang nemenin kalau pas suami kerja masuk siang. Apa? Suami? Hehe

Alhamdulillah wa syukurillah. Ya Robbi, jika tanpa izin-Mu, tidak akan bersatu kami. Cerita masa lalu kami masing-masing, dan dengan kehendak-Mu, maka kami bertemu dan mengikat janji suci di hadapan-Mu, di hadapan Papa, saksi, keluarga, dan semua tamu yang datang. Lelaki yang tahun lalu, aku bahkan belum tahu dia seperti apa. Yang aku tahu dia anak teman orangtuaku. Allah akan memisahkan yang tidak berjodoh, dan menyatukan yang berjodoh, lantas apa yang perlu dikhawatirkan?

Sebulan yang mengubah hidup ini menjadi lebih bahagia. Ada sosok yang melindungiku, menaungiku, membimbingku setelah orangtuaku. Sosok yang istimewa, yang menjadi pilihan orangtuaku, yang dipercaya bisa menjadi yang terbaik untukku.

Aku bahagia, setiap pagi melihat senyum candamu yang merekah, menasihatiku dengan kelembutan, mendengar keluh kesah dan menenangkan hati dan pikiranku, membantuku menyelesaikan sesuatu, pokoknya suamiku, dirimu begitu istimewa.

Entahlah, bagiku dia sosok yang benar-benar bisa menerima kekuranganku, melengkapinya, dan kami sedikit banyak punya selera yang sama. Dan itu sangat menenangkan dan menyenangkan. :)

Begitu menyenangkannya ketika dia kerja shift pagi, dia tidak berangkat sebelum aku selesai mandi agar bisa berpamitan. Aku sangat senang ketika sore aku melihat motor yang sudah diparkir di depan rumah ketika aku baru pulang kerja. Itu artinya, dia tidak lembur. Maafkan aku yang belum ada ketika kau pulang, karena jam pulang kerjamu 1 jam lebih dulu dariku.

Begitu menyenangkannya ketika dia kerja shift siang, paginya dia menyempatkan waktunya menemaniku pergi ke bank untuk melakukan transaksi, rutinitasku setiap pagi. Dia menungguku untuk makan siang bersama lalu berangkat kerja. Dia sangat menyenangkan.

Aku selalu senang ketika harus menyiapkan baju kerjamu, menyusun pakaianmu, menyiapkan piring untukmu, membuatkan minum yang kau mau, membangunkanmu di waktu2 yang kau minta untuk dibangunkan.

Suamiku, ketika dia pulang kerja malam, aku selalu ingin menunggunya pulang untuk makan malam bersama. Walau dia bilang, kalau aku lapar makan saja duluan.

Kata orang, di awal pernikahan adalah waktu untuk menyesuaikan kebiasaan, tak lepas dari seringnya cekcok untuk perlahan saling mengerti. Tapi sebulan ini, hidupku berubah menjadi pribadi yang merasa sangat bahagia sebagai istrinya. Alhamdulillah tak pernah ada cekcok. Dia, sangat menyenangkan dan menenangkan. :)

I love you, my husband! <3