Archive for June 2015

Galau Kost-kostan


posted by Redblack Ophie on , , , , ,

No comments

Marhaban Yaa Ramadhan~


Alhamdulillah bisa dipertemukan lagi dengan bulan suci penuh pengampunan ini. Semoga ibadah kita berkah ^^.

Sudah 5, 6, 7. Kurang lebih 7 bulan berjalan semenjak pertama tinggal di ibukota ini. Mengais rejeki, ceileh. Yap, rejeki saya untuk setahun ini memang disini, Jakarta. Alhamdulillah. 

Suka duka pastilah ya, perbandingannya, hmmm suka : duka = 70 : 30. Yang membuat saya senang adalah memiliki penghasilan sendiri. Bayar kos sendiri, beli makan pakai uang sendiri, jalan-jalan, belanja pakai uang sendiri. Yang sebelumnya selama 22 tahun masih dibiayai ortu. Yang jelas ini karena ortu yang sudah menyekolahkan saya dengan baik. Alhamdulillah. Selain itu saya juga memiliki lingkungan kerja yang baik, dan teman-teman kost yang sangat baik. Area perumahan kost yang sangat aman dan menyenangkan. Alhamdulillah.

Saya bilang kost saya menyenangkan, tapi kenapa judulnya koq 'Galau Kost-kostan'?

Sebenarnya saya sangat beruntung dengan kost yang sekarang. Nyaman, aman, terbilang murah, dan penghuni yang sudah Allah pilihkan untuk saya itu sumpah baiknya. Tapi... lokasi kost saya tidak begitu dekat dengan kantor. Terlebih harus melewati palang rel yang setiap 2-5 menit sekali pasti ada aja kereta yang lewat. Lelahnya menunggu di palang rel yang macet dan panas-panasan itu sungguh sangat menguji kesabaran. Macetnya membuat saya harus menunggu sampai 2-3 kali palang buka tutup baru bisa jalan dengan lancar.

Saya bilang kost saya jauh, kenapa sejak awal memilih yang jauh?

Dulu waktu saya diterima kerja, katanya, saya mau ditempatkan bukan di kantor yang sekarang, tapi yang satunya. Yang jaraknya lebih deket dari kost-an saya dan gak perlu melewati palang kereta terutama. Karena waktu itu h-1 kerja baru ke Jkt, ya udah langsung tinggal disitu aja. Hari pertama dan kedua masih diantar-jemput. Fine! Setelah itu beberapa bulan masih dengan polosnya menjalankan hari-hari melewati rel kereta. Sekarang baru kerasa kerja udah mulai berat. Kudunya tidak perlu melelahkan diri di jalanan. Cukup di kantor saja, Beib.

Kost-kostan kan banyak, tapi kenapa gak cepet pindah?

As we all know, kost-kostan di Jkt itu entah mengapa mahalnya minta ampun. Yang biasa aja pasarannya 600-800an per bulan. Mungkin karena saya dulu kuliahnya di Surabaya, harga kost saya cuma 350rb per bulan. Dengan fasilitas yang biasa tapi sudah menyenangkan. Hmmmmm... Saya pernah mengeluhkan biaya hidup di Jkt sungguh mahalnya, lalu disaut oleh salah satu senior saya. "Mungkin karena pendapatan per kapita-nya lebih tinggi." Oya? Sampai sekarang saya masih belum paham, karena pendapatan yang tinggi kah yang membuat biaya hidup tinggi? Atau biaya hidup tinggi yang memaksa standar pendapatan menjadi tinggi? Yang menentukan batas bawah iki sopo seh sakjane, Pakde?

Saya pusing memilih kost-kostan. Terakhir saya survei, daerah deket kantor, yang daerahnya enak, harganya 1.6, itu pun cuma kipas angin, bukan AC, ya memang sih kamar mandinya di dalam. Tapi mahal bingo lah itu, Pakde. Tapi sebenarnya jarak kost-kostan itu mengefisiensikan waktu terbuang di jalan. Itu aset yang sangat bernilai. Dan harusnya kita rela bayar mahal untuk memanjakan diri. Yayayayyayaa.. Tapi itu kemahalan. 

Lalu yang kedua, saya disarankan sama senior nih, ke kost-annya Mbak I yang dulu aja, banyak tempat makan. Terus saya survey di internet dan tanya melalui sms ke CP nya. Murah sih. Kurang lebih sama kost saya yang sekarang, tapi tetep murahan kost saya yang sekarang hehehe. Hampir nih mau survey ke tempatnya langsung, tapi sebelumnya nanya dulu ke Mbak I. Kata Mbak I tempatnya gak recommended. Penghuninya attitude-nya kurang baik. Jadi kurang nyaman ditempati. Waduh mendengar demikian, saya jadi merasa bersyukur ni ngekost di tempat yang sekarang.

Di tengah-tengah lagi nyari kost deket kantor, si Mbak yang punya kamar di sebelah kamar saya, ngajak pindah kost ke gang sebelah yang kamarnya lebih besar. Yang punya kost sih sama, cuma baru bangun kost-an baru aja di gang sebelah. Alamak! Karena saya orangnya sedikit gak enakan, saya bilang aja iya nanti dilihat dulu ya, Mbak. 

Entah apa entah kenapa. Apasih? Saya hanya berprasangka baik pada Allah. Mungkin ini petunjuk. Lingkungan tempat tinggal disini sudah sangat baik untuk ditinggali. Orang-orangnya juga baik banget. Yang menurut kita baik, belum tentu baik di mata Allah. Yang menurut kita buruk, belum tentu buruk di mata Allah. Allah Maha Mengetahui sedangkan kita tidak.

Saya memutuskan untuk bertahan beberapa bulan lagi lah disini. Mungkin ikut pindah ke gang sebelah, karena kamar disini kecil. hehehe

Sekian cerita dari ophie. Selalu ada hikmah dari setiap kegundahan yang kita alami.

Wassalam..